apakah anda menyukai blog ini

Kamis, 16 September 2010

kurikulum dan pendidikan berkarakter

BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG

Masyarakat tidak bersifat statis, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat selalu mengalami perubahan, bergerak menuju perkembangan yang kompleks. Perubahan bukan terjadi pada sistem nilai saja tetapi pada pola kehidupan, struktur social, Kebutuhan dan  tuntutan masyarakat.
Mengamati perubahan yang berlangsung di masyarakat maka proses pembelajaran dalam pola pendidikan di Indonesia abad ke 21 pendidikan dilihat mulai dari input, proses, output dan outcome sistem pendidikan. Mekanisme seleksi siswa sekarang ini banyak mengandung unsur KKN atau praktek politik dagang kambing, siapa yang berani harga tinggi akan mendapat kesempatan untuk mengenyam sekolah bermutu atau favorit, sehingga ada jaminan diakses pasar kerja lebih cepat terutama untuk perguruan tinggi.
Sampai 2010 perubahan kurikulum sudah ter adi selama tujuh kali dengan perubahan sesuai dengan kondisi dunia pendidikan. Ini salah satu masalah dalam dunia pendidikan sekarang ini, dan merupakan tuntutan era globalisasi, mendorong trend berkembangnya pola pendidikan di Indonesia ke arah pendidikan yang materialistik. Kondisi ini telah memicu pergeseran paradigma pendidikan di segala aspek terutama yang terkait dengan refleksi pendidikan, yang pada hakekatnya harus mengutamakan kebutuhan peserta didik.
        Sekarang ini proses pendidikan sekedar menggugurkan kewajiban dan menghafal ilmu pengetahuan yang ditransfer oleh pendidiknya tanpa memahami manfaatnya. Sebenarnya, integritas dalam proses pembelajaran dapat diselenggarakan dengan metode yang sangat sederhana.
        Dengan beberapa contoh masalah pembelajaran dalam dunia pendidikan sekarang ini, dimana pengaplikasian kurikulum yang selalu berobah belum dapat optimal sehingga hasil yang didapatkan pada kurikulum 2006 (KTSP ) hanya berbasis pada kompetensi saja dan dalam nilai pendidikan kepribadian masing kurang, maka dalam tahun ini sudah kembali dicanangkan penggabungan kurikulum KTSP dengan pendidikan berkarakter yang memacu siswa untuk lebih memiliki kepribadian yang baik, dengan adanya masalah ini maka kita akan mengulas bagaimana peranan kurikulum KTSP dan pendidikan berkarakter dalam proses pembelajaran biologi yang dapat berdampak pada lingkungan  dan masyarakat.

B.     TUJUAN MASALAH

Tujuan makalah ini untuk memberikan informasi dalam mengembangkan kurikulum dengan menggabungkan Kurikulum 2006 dan pendidikan berkarakter dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya Pendidikan Biologi.  


















BAB II
ISI


A.          PROSES PERUBAHAN KURIKULUM DI INDONESIA SAMPAI TERBENTUK KTSP (KURIKULUM 2006)

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum pada jenjang mana pun harus didasarkan pada asas-asas tertentu.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana pendidikan yang perlu dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Semua kurikulum Nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama yaitu Pancasila dan UUD 1945, penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Kurikulum sudah dikenal sejak 1947 yang dikenal dengan leer plan  yang berarti rencana pelajaran. Pada saat ini pendidikannya masih “Lebih  menekankan pada pembentukkan karakter manusia yang merdeka, berdaulat serta sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini”.  Tetapi pelaksanaan kurikulum ini dimulai pada tahun 1950 yang diperkuat pada Azas Pancasila. 
Sampai 2010 perubahan kurikulum sudah terjadi selama tujuh kali dengan perubahan sesuai dengan kondisi dunia pendidikan. Perubahan ini dimulai dari tahun 1952 (Pelajaran Terurai ) kurikulum 1952 ini adalah bahwa “setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari”. Pada tahun 1964 Kurikulum ini mempunyai titik berat “pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD”. Pembelajaran dipusatkan pada program “Pancawardhana yaitu daya, cipta, rasa, karsa, karya dan moral”
Pada tahun 1968 kurikulum mengalami perbaikan yang menjelaskan Tujuan pendididkan kurikulum 1968 adalahPendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti dan keyakinan beragama”. Pada tahun  1975 Kurikulum ini telah banyak mengalami penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adapun prinsip pelaksanaan kurikulum 1975, pada kurikulum 1984 perubahan pada :
 1. Berorentasi pada tujuan intruksional.
Didasari oleh pandangan pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas disekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu sebelum memilih atau menetukan bahan ajar yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.

2. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,mental intelektual dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalam belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, efektif maupun psikomotor.

3. Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.
Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semkin tinggi kelas dan jenjang sekolah. Semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.

4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan pada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjuk pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.

5. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pada tahun 1994 kurikulum 1994 yang menekankan aspek kebermaknaan merupakan perbaikan atau penyempurna dari kurikulum sebelumnya yang menggunakan model pembelajaran CBSA. Inti pokok persamaan yang dapat dilihat adalah bahwa:
1)   siswa menjadi subjek yang berperan aktif dalam melakukan tindak pembelajaran,
2)   tindak pembelajaran lebih mengutamakan proses dari pada produk,
3)    kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami dan atau melakukan proses pembelajaran tidak dianggap sebagai kegagalan namun dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran. Perubahan kurikulum terus berlanjut sampai pada tahun 2004,
4)   dari perubahan ini dapat dibuat perbedaan sebagai berikut :
Perbedaan Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2004

No
Aspek
Kurikulum 1994
Kurikulum 2004/KBK
1
Filosofis
Struktur keilmuan yang menghasilkan isi mata pelajaran.”daya serap kurikulum”

Struktur keilmuan dan perkembangan psikologis siswa. Sehingga berdasar pada kompetensi lulusannya

2
Tujuan

Agar siswa menguasai materi yang tercantum dalam GBPP

Semua siswa memiliki kompetensi yang ditetapkan

3
Subtansi materi

Semua materi ditentukan oleh pemerintah

Pemerintan menetapkan kompetensi yang berlaku secara nasional dan daerah/sekolah berhak menetapkan standar yang lebih tinggi sesuai kemampuan darah/sekolah





4
Cara Pembelajaran

Ceramah
Guru dipandang sebagai sumber belajar

Siswa aktif
Mengembangakan berbagai metode pembelajaran
Siswa aktif
Guru sebagai fasilitator

5
Cara penilaian

Normatif

Kompetensi siswa


Dengan adanya perkembangan pendidikan, pada tahun 2006 perubahan kurikulum kembali terjadi,tetapi kurikulum 2004 (atau KBK) tidak terlalu jauh berbeda dengan Kurikulum 2006 yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan baru ditetapkan pemberlakuannya oleh Mendiknas melalui Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006
Kurikulum 2006 (KTSP) ini merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Pendidikan KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasionaldan tuntutan global. Dengan lahirnya KTSP, menunjukkan bahwa desentralisasi di bidang pendidikan bukan hanya ke daerah-daerah melainkan ke sekolah-sekolah.
Sampai sekarang kurikulum yang dipakai masih berupa KTSP, dimana pemerintah ingin menggabungkan kurikulum ini dengan Pendidikan Berkarakter.  Bagaimana hasil kompetensi siswa baik dalam soft skill dan hard skill dalam pendidikan biologi jika menggunakan penggabungan KTSP dengan Pendidikan berkarakter ?
  



B.          APA ITU KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN)?

Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada standar nasional pendidikan terutama standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berupa penguasaan siswa terhadap seperangkat kompetensi tertentu (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang digunakan) dalam berbagai bidang kehidupan.
Penerapan KTSP bukan sekadar pergantian kurikulum, tetapi menuntut perubahan paradigma dalam pembelajaran dan persekolahan, karena dengan penerapan KTSP tidak hanya menyebabkan perubahan konsep, metode dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga pola pikir, filosofis, komitmen guru, sekolah dan pihak yang terkait dalam pendidika
Sedangkan meurut Ahiri (2007: 6) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan dan silabus. KTSP merupakan pengembangan KBK yang bercirikan :
1)         orientasi pencapaian hasil dan dampak,
2)         berbasis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada standar isi,
3)         bertolak dari standar kompetensi lulusan,
4)         memperhatikan pengembangan kurikulum berdiversifikasi,
5)         mengembangkan kompetensi secara utuh dan menyeluruh,
menerapkan prinsip ketuntasan belajar.

Tujuan KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum. Secara khusus tujuan ditetapkan KTSP adalah untuk  :
1)      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
2)      Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang dicapai.
3)      Meningkatkan mutu pendidikan melelui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
 Landasan pengembangan KTSP Pendidikan Biologi diterapkan seesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan dengan berlandaskan pada :
1)      Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 36 sampai dengan pasal 38;
2)      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 5 sampai dengan Pasal 18 dan Pasal 25 sampai dengan Pasal 27
3)      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4)      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Pasal 1 ayat 1 Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2006) (Kunandar, 2007:103).
Prinsip - prinsip pengembangan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut :
1)      berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan siswa dan lingkungannya;
2)      Beragam  dan terpadu;
3)      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
4)      Relevan dengan kebutuhan kehidupan; Menyeluruh dan berkesinambungan;
5)      Belajar sepanjang hayat;
6)      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Kunandar, 2007:118).
Selain itu, KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional sebagai berikut
a.         Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
b.         Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa.
c.         Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d.         Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e.         Tuntutan dunia kerja
f.           Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
g.         Agama
h.         Dinamika perkembangan global
i.           Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j.           Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k.         Kesetaraan gender
l.           Karakteristik satuan pendidikan                              (Muslich, 2007:18).
Dari acuan ini kita dapat meggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dalam pembelajaran pendidikan biologi dihubungkan dengan Pendidikan Berkarakter agar siswa dalam tingkat pendidikan dasar dan menengah dapat membentuk jati diri sesuai dengan norma agama dan akhlak yang baik sebagai bekal untuk kehidupan di masa depan dalam berkompetensi di era globalisasi. 

C.          APA ITU PENDIDIKAN BERKARAKTER ?
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanang Kurikulum 2004 (atau KBK) tidak terlalu jauh berbeda dengan Kurikulum 2006 yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan baru ditetapkan pemberlakuannya oleh Mendiknas melalui Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006 akan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD sampai Perguruan Tinggi.
Munculnya gagasan program pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia, bisa dimaklumi, sebab selama ini dirasakan, proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. seperti berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut, dan perilakunya tidak terpuji.
Perkembangan kurikulum dengan bantuan pendidikan berkarakter ini dalam pembelajaran biologi sangat berpengaruh aktif dalam pembentukan karakter pelajar untukperduli akan lingkungan baik biotik dan abiotik. Dalam pengembangan kurikulum KTSP yang dihubungkan dengan pendidikan berkarakter ini sangat diperlukan dukungan dari lingkungan pendidikan dan luar sekolah, antara lain :
·  Partisipasi masyarakat. Apakah pendidik, orangtua, siswa, dan anggota masyarakat menginvestasikan diri dalam proses pembangunan konsensus untuk menemukan landasan bersama yang sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.
·  Kebijakan pendidikan karakter. Membuat pendidikan karakter bagian dari filosofi, tujuan atau pernyataan misi dengan mengadopsi kebijakan formal. Jangan sebatas tulisan dan perkataan saja.
·  Kesepakatan Ada pertemuan orang tua, guru dan perwakilan masyarakat dan menggunakan konsensus untuk memperoleh kesepakatan di mana karakter untuk memperkuat dan apa definisi yang digunakannya.
·  Kurikulum Terpadu. Membuat pendidikan karakter bagian integral dari kurikulum di semua tingkatan kelas. Mengambil sifat-sifat yang telah Anda pilih dan menghubungkan mereka ke kelas pelajaran, sehingga murid-murid melihat bagaimana suatu sifat mungkin angka ke dalam sebuah cerita atau menjadi bagian dari sebuah percobaan ilmiah atau bagaimana mungkin mempengaruhi mereka. Membuat karakter ini merupakan bagian dari setiap kelas dan setiap subjek.
·  Pengalaman pembelajaran. Biarkan siswa Anda untuk melihat sifat dalam tindakan, pengalaman itu dan mengungkapkannya. Sertakan berbasis masyarakat, dunia nyata pengalaman dalam kurikulum yang menggambarkan karakter (misalnya, layanan belajar, pembelajaran kooperatif dan rekan mentoring). Luangkan waktu untuk diskusi dan refleksi.
·  Evaluasi. Evaluasi pendidikan karakter dari dua perspektif: (1) Apakah program yang mempengaruhi perubahan positif dalam perilaku siswa, prestasi akademik dan kognitif pemahaman tentang ciri-ciri? (2) Apakah proses pelaksanaan menyediakan alat dan dukungan guru perlu?
·  Model peran dewasa. Anak-anak “mempelajari apa yang mereka tinggal,” jadi penting bahwa orang dewasa menunjukkan karakter positif di rumah, sekolah dan dalam masyarakat. Jika orang dewasa tidak model perilaku yang mereka ajarkan, seluruh program akan gagal.
·  Pengembangan staf. Menyediakan waktu pelatihan dan pengembangan untuk staf Anda sehingga mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan. Termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari kedua proses dan program, serta untuk menciptakan rencana pelajaran dan kurikulum.
·  Keterlibatan siswa. Melibatkan siswa dalam kegiatan yang sesuai dengan usia dan memungkinkan mereka untuk terhubungkan pendidikan karakter untuk pembelajaran mereka, keputusan-keputusan dan tujuan-tujuan pribadi Anda mengintegrasikan proses ke sekolah mereka.
·  Mempertahankan program. Program pendidikan karakter dipertahankan dan diperbarui melalui pelaksanaan sembilan elemen pertama, dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas: dana yang memadai; dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi dan pengembangan profesional berkelanjutan dan sebuah jaringan dan dukungan sistem bagi guru yang melaksanakan program.
Sebagai bahan bagi pihak sekolah dalam upaya penyusunan program pengembangan diri dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP ) sekolahnya. 9 perilaku pembentukan karakter dalam pendidikan, yaitu;
1. Menanamkan rasa cinta pada Tuhan dan kebenaran.
2. Menumbuhkan sikap tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
3. Menumbuhkan sikap amanah dan kejujuran.
4. Menumbuhkembangkan rasa hormat dan santun.
5. Mengembangkan sikap kasih sayang, kepedulian dan kerja sama.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri, kreatif dan pantang menyerah.
7. Membangun sikap keadilan dan kepemimpinan.
8. Menumbuhkan sikap baik dan rendah hati.
9. Membangun dan menumbuhkan sikap toleransi dan cinta damai.
Kesembilan prinsip pilar-pilar karakter tersebut jika dicermati sudah sangat sesuai dengan kondisi di masyarakat kita yang menunjang nilai-nilai ketuhanan, keadilan, persatuan, kesatuan, musyawarah, yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Menengok pada modal pendidikan di sekolah-sekolah kita, banyak cara menanamkan karakter unggul, baik melalui pendekatan intrakurikuler, kokulikuler, maupun ekstrakulikuler. Tetapi yang paling mendasar adalah melalui lingkungan sekolah yang sudah merupakan budaya sekolah 


D.       BAGAIMANA PEMBELAJARAN BIOLOGI JIKA DIHUBUNGKAN   DENGAN KTSP DAN PENDIDIKAN BERKARAKTER

Dalam kurikulum 2006, yang dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perhatian pada pendidikan dan pembentukan karakter siswa sangat tinggi. Hal ini tampak dengan adanya program pengembangan diri. Melalui pengembangan diri ini, sekolah diberi kesempatan seluas –luasnya untuk mendisain (merancang) program pengembangan diri yang sangat sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan serta kebutuhan siswa. Khusus dalam pembelajaran biologi siswa diharapkan mampu berkompetensi secara jujur dan sportif baik dalam masalah dalam pembelajaran biologi maupun dalm masalah kehidupan sehari hari yang menyangkut dalam pembelajaran biologi. Pendekatan dalam pembelajaran dapat dilakukan mulai sejak TK sampai jenjang sekolah tinggi, pendekatan yang dipakai dalam pendidikan agama pun masih berpusat  pada  ranah  kognitif  dan banyak menekankan hafalan, penguasaan materi tanpa menyentuh perasaan, emosi dan nurani peserta didik.
 Berkaca pada permasalahan - permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan, kita harus memberi perhatian lebih pada pendidikan karakter. Seperti pada materi ekologi topic pencemaran lingkungan, dalam pembelajaran ini kita dapat menanamkan pada anak didik untuk menjaga lingkungan agar tidak berdampak pada lingkungan biotic dan abiotik baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang yang sesuai dengan kejujuran dan keikhlasan hati dalam membentuk jati diri anak didik tersebut.
Atau dalam materi Perkembangbiakan pada tumbuhan,Mengelola program belajar, misalnya guru biologi belajar, bagaimana menstek mangga agar cepat berbuah. Kenapa siswa tidak diajari bagaimana memberdayakan durian montong yang harganya jauh di atas durian local ? Itulah sebabnya kurikulum lokal diciptakan agar mutu pendidikan mendongkrak kemajuan di suatu daerah.
 Bagaimana menstek pohon mangga ? Seorang siswa menstek pohon sawo, mangga, belimbing di rumah masing-masing. Jika tumbuh pohon itu ditanam di sekolah, sudah berapa pohon mangga, sawo, belimbing dan sebagainya di kebun sekolah. Bukankah taman sekolah juga dapat diciptakan dari karya-karya anak-anak? Pemberdayaan tanam anak dan siswa akan memberi pengalaman mengelola taman sekolah indah, berseri, dan rapi.
Alangkah indah sekolahku jika merupakan produk warga sekolahku. Pola ini perlu digalakkan sebagai realisasi pelaksanaan kurikulum 2004 yangmenitikberatkan kompetensi minimal yang dikuasai siswa. Akhirnya, mutu pendidikan yang luar biasa dapat dinikmati masyarakat pembelajar. Guru komputer bisa memberi keterampilan siswanya untuk menjadi tukang ketik komputer profesional. Guru bahasa Inggris mampu merubah pola pembelajaran dari grammar saja ke arah komunikasi lancar. Dampak positifnya, siswa mampu berkomunikasi dengan orang luar negeri dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, pergaulan global dapat dinikmati siswa. Model pembelajaran kontekstual dan kemampuan kompetensi minimal dikuasai siswa sehingga dapat benar-benar dinikmati.
Alangkah indah kalau siswa merasa belajar itu nikmat dan merangsang daya pikir dan kreasi. Ini semuanya berhasil jika ada guru-guru masa depan profesional. Oleh sebab itu, rekrutmen guru harus benar sesuai dengan era keterbukaan dan profesionalisme jauh dari unsur KKN.
Dalam pembelajaran kita dapat menggunakan metode belajar Cooperative Learning atau pembelajaran berbasis masalah (PBM) dimana disini anak didik mengemukakan pendapatnya masing – masing dalam memecahkan masalah dalam pencemaran lingkungan  dengan berdiskusi, dengan cara belajar inilah siswa dapat membentuk kepribadian yang secara langsung bias dinilai sendiri oleh guru tersebut. Sehingga guru perlu meluruskan sikap anak didik yang salah.
Pendidikan karakter mempunyai tujuan bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah,  lebih  dari  itu  pendidikan karakter  menanamkan  kebiasaan tentang  hal  yang  baik  sehingga siswa didik menjadi faham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik  dan mau melakukannya. Orang  yang  berperilaku  tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai  orang  yang  berkaraktek jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia.
Paradigma pendidikan karakter ini sebaiknya diadopsi di Indonesia. Pendidikan karakter akan menumbuhkan kecerdasan emosi siswa yang meliputi kemampuan mengembangkan potensi diri dan melakukan  hubungan  sosial  dengan manusia lain. Beberapa tolok ukurnya adalah memiliki pengendalian diri, bisa menjalin relasi, memiliki sifat kepemimpinan, bisa melobi, dan bisa mempengaruhi orang lain.

E.          TUJUAN PENGGABUNGAN KURIKULUM 2006 (KTSP) DENGAN PENDIDIKAN BERKARAKTER

Pendidikan biologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan lingkungannya dapat menjadi suatu pendidikan dengan nilai luhur yang tinggi, dimana  pendidikan  blologi akan menjadikan seseorang yang dididik memiliki  akhlak  yang  baik,  kemandirian, dan kedewasaan dalam memperbaiki alam yang telah rusak dan mencintai alam dengan menghasilkan alat dan bahan yang baru tanpa berdampak pada lingkungan sekitar baik dalam lingkungan biotic dan abiotik.Tampaknya kini tidak menjadi impian belaka jika semua aspek dari lingkungan internal dan eksternal pendidikan terus mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berisikan ilmu yang kompeten dan kepribadian yang baik (berkarakter). Ini  menjadi  bukti  bahwa  sistem pendidikan Indonesia masih dalam proses membentuk pelajar dan mahasiswa yang  sesuai  dengan  tujuan  pendidikan.
Dalam Pendidikan Biologi khususnya pendidikan berkarakter sangat diperlukan dalam semua materi pelajaran karena pendidikan biologi dalam KTSP, semua kompetensi dasar dan standard kompetensinya mengacu pada pengembangan kepribadian dan kognitif anak didik agar biosfer (lapisan bumi) tetap baik, tenang dan aman samapi masa yang akan datang. Perkembangan teknologi diharapkan tidak mempengaruhi biosfer dan diharapkan dapat meningkatkan salinitas dalam ekosistem.
Bagaimanapun  juga  karakter para  mahasiswa  dan  pelajar sangat  menentukan  karakter bangsa  yang  merupakan  aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas  karakter  bangsa  menentukan  kemajuan  suatu  bangsa. Daniel Goleman mengungkapkan bahwa  kemampuan  untuk  menguasai  emosi  (kecerdasan  emosi) yang  merupakan  buah  dari  pendidikan  karekter lebih  menentukan  hasil  pendidikan  dari  pada kemampuan intelektual.
Kesuksesan membimbing mahasiswa dan pelajar dalam mengatasi konflik kepribadian  sangat  menentukan  kesuksesan anak dalam kehidupan sosial kelak. Semoga saja tawaran solusi itu bisa untuk mengurangi tawuran di dunia  pendidikan  sekaligus  mengembalikan citra pendidikan Indonesia menjadi tempat memanusiakan manusia (humanizing human being).

























BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1)      Dalam Pendidikan Biologi khususnya pendidikan berkarakter sangat diperlukan dalam semua materi pelajaran karena pendidikan biologi dalam KTSP, semua kompetensi dasar dan standard kompetensinya mengacu pada pengembangan kepribadian dan kognitif anak didik agar biosfer (lapisan bumi) tetap baik, tenang dan aman samapi masa yang akan datang.
2)      Tujuan KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum.
3)      Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP ) sekolahnya. Ada  9 perilaku pembentukan karakter dalam pendidikan biologi khususnya, yaitu;
1. Menanamkan rasa cinta pada Tuhan dan kebenaran.
2. Menumbuhkan sikap tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
3. Menumbuhkan sikap amanah dan kejujuran.
4. Menumbuhkembangkan rasa hormat dan santun.
5. Mengembangkan sikap kasih sayang, kepedulian dan kerja sama.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri, kreatif dan pantang menyerah.
7. Membangun sikap keadilan dan kepemimpinan.
8. Menumbuhkan sikap baik dan rendah hati.
9. Membangun dan menumbuhkan sikap toleransi dan cinta damai.
4)   Karakter para  mahasiswa  dan  pelajar dalam pendidikan biologi sangat  menentukan  karakter bangsa  yang  merupakan  aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas  karakter  bangsa  menentukan  kemajuan  suatu  bangsa.

B.    SARAN
Diharapkan setelah makalah ini, dapat meningkatkan mutu pendidikan Biologi dan dikembangkan kembali oleh pemakalah lain sebagai literature oleh pemakalah tersebut.






































DAFTAR PUSTAKA

http://bogoreducare.org/2010/07/perlukah-pendidikan-berkarakter/html jum’at 27 agustus 2010

http://ephanlazok.wordpress.com/2010/01/14/perkembangan-kuriklum-indonesia-dari-1947-2006/ Html 27 Agustus 2010

http://exalute.wordpress.com/2008/06/20/pengaruh-ktsp-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan/Html 30 Agustus 2010
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasution, S. 1999. Asas – asas kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2009), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Group
Hamalik . Oemar. 2007. Dasar dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Hamalik. Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan  Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sanjaya. Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar