apakah anda menyukai blog ini

Kamis, 16 September 2010

Desain Kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN

A.       PENGERTIAN DESAIN KURIKULUM
Desain kurikulum adalah menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum  sesuai visi dan misi sekolah.
Tugas dan peran seseorang desainer kurikulum  menentukan bahan dan cara mengembangkan kurikulum yang baru sesuai dengan kondisi lingkungan pendidikan.
Beberapa ahli merumuskan macam – macam desain kurikulum antara lain : 
v     Eisner dan Vallance (1974)  membagi desain menjadi lima jenis yaitu ;
1.         Pengembangan proses kognitif
2.         Kurikulum sebagai teknologi
3.         Kurikulum aktualisasi diri
4.         Kurikulum rekonstruksi social
5.         Kurikulum rasionalisasi akademis
v     Alexander dan Lewis (1981) membagi desain kedalam enam jenis yaitu :
1.         Kurikulumdisiplin
2.         Kurikulum Teknologi
3.         Kurikulum proses
4.         Kurikulum sebagai fungsi social
5.         Kurikulum yang bersifat minat individu
v     Longstreet dan Shane (1993) membagi desain kurikulum menjadi empat jenis yaitu :
1.         Berorientasi pada masyarakat
2.         Berorientasi pada anak
3.         Berorientasi pada pengetahuan
4.         Kurikulum yang bersifat ekletik
Manakala kita saji desain kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli kurikulum itu memiliki kesamaan – kesamaan  tertentu. 

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari pembagian desain kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka kita dapat membuat rumusan masalahnya adalah :
v     Menjelaskan beberapa jenis desain kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli.
v     Mengkaji masalah masalah dalam mendesain kurikulum
v     Mengkaji hambatan – hambatan dalam mendesain kurikulum baik secara umum dan khusus.

C.       TUJUAN
Dengan adanya pembegian desain kurikulum, maka dapat kita ambil tujuan memahami desain kurikulum yaitu :
v     Mengetahui beberapa jenis desain kurikulum yang dikemukkan oleh para ahli.
v     Mengetahui masalah masalah dalam mendesain kurikulum
v     Mengetahui hambatan – hambatan dalam mendesain kurikulum baik secara umum dan khusus.

BAB II
 ISI

A.       JENIS JENIS DESAIN KURIKULUM
a.       Desain kurikulum disiplin Ilmu,
Rancangan ini berpusat pada pengetahuan yang dirancang berdasarkan disiplin ilmu yang mengembangkan intelektual siswa,
Desain ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa ( kognitif) melalui latihan atau gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah.
Pengembangan kurikulum menyusun bagaimana melakukan pengkajian materi pembelajaran melalui proses penelitian ilmiah. Dalam implementasinya digunakan  strategi Ekspositori, dimana guru memberikan gagasan atau secara langsung dan siswa dituntut untuk dapat memahami, mencari landasan logika dan dukungan fakta – fakta yang dianggap relevan. Kemudian dilakukan evaluasi dengan cara bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Contoh kurikulumnya adalah MACOS (Kurikulum subjek akademis) yang dirancang untuk memperbaiki proses pengajaran ilmu social dan humanitis. Tujuan kurikulum ini adalah membangkitkan intelektual dan penghargaan akan kemampuan sendiri melalui analisis dengan cara sederhana.
Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu :
v     Subject centered kurikulum (bahan atau isi kurikulum dibuat terpisah – pisah).
v     Corelated kurikulum (menggabungkan mat pelajaran yang sejenis sehingga menjadi suatu bidang studi)
v     Integrated kurikulum (menganalisis fakta dan memecahkan masalah dan mengatur sikap,emosi atau keterampilan si anak)
b.      Desain kurikulum berorientasi masyarakat,
Tujuan desain ini adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat, jadi dasar pembentukan kurikulum berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Contoh kurikulum ini Fundamental of curriculum yang merumuskan  desain kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman belajar si anak di sekolah.
Terdapat tiga prespective pada desain ini yaitu ;
v     Prespektif Status Quo digunakan untuk melestarikan budaya masyarakat
v     Perspektif Pembaharuan digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri, sehingga reformis menghendaki peran serta masyarakat secara total dalam proses pendidikan.
v     Perspektif masa depan digunakan untuk mengembangkan hubungan kurikulum dengan kehidupan social, politik, ekonomi, masyarakat. Model ini mementingkan social daripada kepentingan individu.
c.       Desain kurikulum berorientasi pada siswa
Asumsi yang mendasari desain ini adalah pendidikan di selenggarakan untuk membantu anak didik. Oleh karena itu pendidikan tidak boleh terlepas dari kehidupan anak didik.
Dalam Desain Orientasi Pada Siswa ini Alice Crow (Crow & Crow, 1955) Menyarankan hal –hal sebagai berikut :
v     Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak,
v     Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan dating,
v     Anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk belajar sendiri,
v     Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat perkembangan anak.
Perspektif desain ini ada dua yaitu :
1.      Kehidupan anak di masyarakat
2.      Psikologi
d.      Desain Kurikulum Teknologis
Model desain ini difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan bahan bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan.
Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
1.      Penerapan hasil- hasil teknologi
Penerapan teknologi  maksudnya menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan penerapan ini diasumsikan pembelajaran akan lebih berhasil secara efektif dan efisien. Contohnya gunakan computer sebagai media, pengajaran melalui radio, pelajaran bahasa inggris dengan menggunakan kaset, dimana setiap tahapan pembelajaran sudah memiliki tujuan sampai evaluasi keberhasilannya.
2.      Penerapan teknologi sebagai suatu sistem.
Teknologi sebagai suatu sistem menekankan kepada penyusunan program pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem tujuan. Semakin tujuan itu jelas dan spesifik, maka semakin jelas pula merancang proses pembelajaran da menetapkan kriteria keberhasilan.
Menurut Mc Neil (1990)  kurikulum teknologis ditekankan kepada pencapaian perubahan tingkah laku. Dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai maka kurikulum teknologi  memiliki ciri –ciri :
1.      pengorganisasian kurikulum berpatokan pada rumusan tujuan,
2.      Rumusan kurikulum disusun secara berjenjang
3.      Materi kurikulum disusun mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
Selanjutnya untuk efektivitas dan keberhasilan kurikulum implementasi kurikulum teknologi hendaklah memperhatikan  prinsip – prinsip sebagai berikut :
1.      Kesadaran akan tujuan, siswa perlu memahami bahwa pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan.
2.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikan kecakapan sesuai dengan tujuan
3.      Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian siswa dapat mengetahui apakah pembelajaran sudah dianggap cukup atau masih perlu bantuan.

Ø      PERMASALAHAN DESAIN KURIKULUM
Dalam pengembangan kurikulum banyak sekali masalah yang dihadapi, yang memerlukan pertimbangan dan pemecahan tersendiri. Semua masalah tersebut disebabkan kondisi yang ada, yang disesuaikan dengan tuntutan dan prinsip kebutuhan yang belum terpenuhi.
Masalah – masalah ini dibagi menjadi masalah umum dan khusus, masalah umum antara lain : bidang cakupan, relevansi, keseimbangan, integrasi, sekuens, kontiniutas, artikulasi, kemampuan transfer.
a. Bidang cakupan (scope)
Luasnya kurikulum yang didalamnya mencakup berbagai pengalaman belajar, aktivitas kegiatan pembelajaran. Masalah yang dihadapi pada scope ini adalah pengorganisasian dalam berbagai elemen, pesatnya perkembangan IPTEK, penetapan prosedur kerja, pengambilan keputusan.
b.      Relevansi
Relevansi ini dihubungkan dalam masalah dunia kerja, kependudukan, hubungan antar pribadi, dan berbagai aktivitas mesyarakat yang lain.
c. Keseimbangan
Keseimbangan dalam kurikulum dapat dipertimbangkan  dalam beberapa variabel seperti yng dikemukakan oleh Oliva , antara lain :
·        Kurikulum yang berpusat pada siswa dan berpusat pada pelajaran
·        Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat,
·        Pendidikan umum dan pendidikan khusus
·        Luas dan dalamnya kurikulum,
·        Kognitif, apektif dan psikomotorik,
·        Pendidikan individual dan pendidikan masyarakat
·        Inovasi dan Tradisi,
·        Kebutuhan akademis yang diharapkan,
·        Metode, pengalaman, dan strategi,
·        Dunia kerja dan permainan,
·        Disiplin ilmu.
Dari beberapa variabel diatas maka diperlukan keseimbangan dalam pengembangan kurikulum yang harus diperhatikan secara maksimal.
d.      Integrasi
Integrasi diartikan dengan memadukan, menggabungkan, dan menyatukan  antar disiplin ilmu. Para perencana kurikulum harus memutuskan pengorganisasian yang akan digunakan, apakah korelasi atau integrasi mata pelajaran.
e. Sekuens
Sekuens Merupakan urutan pengelompokan dan atau langkah – langkah yang dilakukan dalm perencanaan kurikulum. Dalam proses sekuens para pengembang kurikulum harus memperhatikan tingkat kedewasaan, latar belakang, pengalaman, tingkat kematangan dan ketertarikan atau minat siswa, tingkat kegunaan dan kesukaran materi pelajaran.
f.  Kontiniutas
Kontiniutas adalah pengulangan terencana tentang isi untuk mencapai keberhasilan. Pengulangan yang digunakan adalah pengulangan yang kompleks dan canggih dalm upaya untuk peningkatan hasil belajar.
g. Artikulasi
Artikulasi diartikan sebagai pertautan antara kelompok elemen atau unsure lintas dan tingkatan sekolah. Contohnya pembelajaran yang dilakukan secara bertahap mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Yang merupakan rencana sekuens unit unit materi pelajaran.
h. Kemampuan transfer.
Kemampuan transfer maksudnya apapun yang dipelajari di sekolah seharusnya dapat diaplikasikan diluar sekolah, dengan demikian proses pendidikan di sekolah harus dapat memperkaya kehidupan siswa.
Para ahli pendidikan seperti Thorndike, Daniel dan L.N Tanner serta Taba menyepakati bahwa guru hendak mentransfer nilai –nilai tersebut, dan para pengembang kurikulum harus menentukan tujuan, menyeleksi isi, dan memilih strategi pengajaran yang mengarah pada pendayagunaan proses transfer secara maksimal.
Sedangkan masalah khusus pengembangan adalah : Tujuan hasil kurikulum yang diharapkan oleh sekolah, Masalah isi dan organisasi kurikulum, Proses penyusunan dan revisi kurikulum.
 Santoso Hamijoyo meyebutkan 6 hal yang melandasi proses dan tujusn kurikulum harus diperhitungkan, yaitu :a, filsafat (b) Lingkungan sosiokultural (c) Perkembangan anak, fisik, psikologis, maupun social (d) perkembangan pengetahuan, (e)kebutuhan akan tenaga kerja (f) Kekuatan yang ada.
Bruner menandaskan bahwa dalam perubahan kurikulum hendaknya dipikirkan juga metode mengajarnya (a) menambah potensil intelektual anak, (b) memberi kepuasan pribadi (c) memberi kepuasan untuk penemuan heuristic (d) Membantu proses mengingat. Hal ini dikuatkan juga oleh pernyataan J.R Wringht (1966) yang menekankan perlunya guru kelas diundang dan diajak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pengembangan/ perbaikan  kurikulum.
Hambatan – hambatan dalam pengembangan kurikulum khususnya pada guru. Guru yang kurang berpartisipasi dalam mendesain pengembangan kurikulum karena kurangnya waktu, kekurangkesesuaian pendapat antara guru dengan sekolah atau administrator karena  kemampuan dan pengetahuan guru itu sendiri, hambatan yang lain datangnya dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun umpan balik dari masyarakat terhadap pendidikan dan kurikulum yang berlangsung.
Fungsi pendidikan dahulu dan sekarang sudah berubah, dalam masyarakat dahulu persekolahan berfungsi untuk memelihara dan meneruskan nilai nilai yang ada sejak dahulu. Sedangkan masa sekarang pendidikan sekarang didasarkan pada filsafat pendidikan yang jelas, masalah atau topik tertentu sehingga pendidikan yang didapatkan berdasarkan pengalaman sendiri dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung kepada masyarakat.

BAB III
KESIMPULAN

1.         Desain kurikulum adalah menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum  sesuai visi dan misi sekolah.
2.         Desain kurikulum yang diperlukan antara lain: Desain kurikulum disiplin Ilmu, Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat, Desain kurikulum berorientasi pada siswa,Desain kurikulum berbasis teknologi.
3.         Permasalahan dalam mendesain kurikulum dibagi menjadi masalah umum dan khusus, masalah umum antara lain : bidang cakupan, relevansi, keseimbangan, integrasi, sekuens, kontiniutas, artikulasi, kemampuan transfer.
4.         Mendesain kurikulum harus memperhatikan Pengembangan kurikulum berlandaskan pada factor – factor filsafat dan tujuan pendidikan nasional, social budaya, pengembangan peserta didik, keadaan lingkungan, kebutuhan pembangunan, perkembangan IPTEK, dan landasan manajemen yang satu dengan yang lainnya saling pengaruh mempengaruhi dan secara keseluruhan merupakan suatu sistem.
5.         Hambatan – hambatan dalam pengembangan kurikulum khususnya pada guru. Guru yang kurang berpartisipasi dalam mendesain pengembangan kurikulum karena kurangnya waktu, kekurangkesesuaian pendapat antara guru maupun dengan sekolah atau administrator, karena  kemampuan dan pengetahuan guru itu sendiri, hambatan yang lain datangnya dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun umpan balik dari masyarakat terhadap pendidikan dan kurikulum yang berlangsung.
6.         Fungsi pendidikan dahulu dan sekarang sudah berubah, dalam masyarakat dahulu persekolahan berfungsi untuk memelihara dan meneruskan nilai nilai yang ada sejak dahulu. Sedangkan masa sekarang pendidikan sekarang didasarkan pada filsafat pendidikan yang jelas, masalah atau topik tertentu sehingga pendidikan yang didapatkan berdasarkan pengalaman sendiri dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung kepada masyarakat.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hamalik. Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik . Oemar. 2007. Dasar dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Hamalik. Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan  Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sanjaya. Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar